Kodim Kediri Dan BKKBN Sukseskan Program Keluarga Berencana Lewat MOW

KEDIRI. Kodim Kediri bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Kesehatan dan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) mengadakan KB Kesehatan MOW (Metode Operatif Wanita), sekaligus dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1215. sabtu (6/4/2019)

Program bergenre keluarga berencana ini diselenggarakan di RSUD Simpang Lima Gumul yang berlokasi di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

Dalam pelaksanaannya, Kodim Kediri bekerjasama dengan PLKB yang ada di kecamatan untuk mengantar jemput seluruh akseptor KB, dan Babinsa masing-masing Koramil ikut mendampinginya. Dari laporan Babinsa, ada 32 mobil yang mengantar jemput akseptor dari 151 desa yang tersebar di 26 kecamatan.

Sebagaimana dikatakan Hari Bima Wicaksono, PLKB Kecamatan Papar, PLKB menggandeng peminat akseptor dengan cara bergerak di penyuluhan atau pertemuan di desa-desa.

“Disini, kita melayani akseptor KB dalam rangka hari jadi Kabupaten Kediri ke-1215. Ada 26 kecamatan di Kabupaten Kediri yang mengantarkan akseptor KB. Untuk menggandeng akseptor, kami bergerak di penyuluhan posyandu, di balai desa atau pertemuan-pertemuan,” katanya.

Masih ditempat yang sama, Rusiana, akseptor KB yang berdomisili di Desa Ngampel, Kecamatan Papar, menyatakan dirinya ikut KB MOW, lantaran sudah memiliki tiga anak dan ia menganggap sudah cukup alias tidak akan menambah anak lagi.

“Saya ikut KB ini, karena sudah punya anak tiga. Saya berencana anak tiga saja sudah cukup,” ujarnya.

Sementara itu, dijelaskan dr.Yudi, kepala tim medis yang menangani MOW tersebut, tindakan tubektomi harus dilakukan spesialis kandungan, dengan kondisi pasien yang dibius sebagian, sehingga prosedur dilakukan dengan pasien masih sadar.

“Kita dapat memotong tuba fallopi melalui 2 cara yaitu dengan cara open surgery atau teknik laparaskopi,” jelasnya.

Prinsip dari 2 teknik tersebut sama, yaitu untuk memotong saluran tuba fallopi, kemudian masing-masing ujung yang terpotong diikat atau dijepit ke dinding perut.

“Tubektomi sangat efektif, tidak mempengaruhi proses  menyusui, tidak menghambat hubungan intim dan tidak ada perubahan dalam fungsi seksual,” pungkasnya.

Akseptor KB MOW harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu, selanjutnya menjalani tes TTV (tanda-tanda vital) dan screening. Setelah itu, apabila lolos tes kesehatan, barulah akseptor menandatangani pernyataan ikut MOW di ruang terpisah.

Di ruang operasi, tim medis menangani satu persatu akseptor sesuai nomor urut dan nomor ruang. Usai menjalani MOW, pasien dibawa ke ruang istirahat sejenak, dan setelah dirasa cukup, akseptor diantar kembali ke rumah masing-masing.

Dari catatan di lapangan, sebelumnya terdaftar 206 akseptor, namun setelah memasuki tahap pendaftaran di PLKB setempat, hanya 188 saja yang bersedia hadir sekaligus mengikutinya, sedangkan 16 orang menyatakan mundur dan 2 lainnya tidak hadir. Saat seleksi tes kesehatan, 2 orang dinyatakan gagal los tes kesehatan dan 186 orang dinyatakan lolos sekaligus menjalani operasi MOW. (Penrem 082/CPYJ).

Related posts

Leave a Comment

19 − thirteen =

WhatsApp WhatsApp kami